Halaman

Selasa, 19 April 2011

Obat-obatan Tak Bekerja Maksimal di Luar Angkasa

Obat-obatan Tak Bekerja Maksimal di Luar Angkasa

KOMPAS.com — Obat-obatan tidak bekerja semestinya saat digunakan di lingkungan luar angkasa. Radiasi menjadi salah satu bagian dari masalah tersebut.

Sejumlah kondisi di luar angkasa yang tidak didapati di Bumi menjadi faktor penyebab. "Radiasi, getaran, gravitasi yang kecil, lingkungan kaya karbon dioksida, plus variasi kelembaban dan temperatur adalah masalah potensial," demikian dijelaskan oleh peneliti.

Untuk mengetahui efek hal-hal tersebut pada obat-obatan, peneliti menempatkan empat kotak obat-obatan yang terdiri dari 35 macam obat ke luar angkasa, tepatnya ke International Space Station.

Pada saat bersamaan, mereka menyimpan obat dengan kondisi ideal di Johnson Space Center. Obat-obatan yang disimpan di luar angkasa dikembalikan dalam waktu yang berbeda-beda. Ada yang kembali setelah dua minggu, ada yang kembali dua tahun kemudian. Hasilnya, seberapa pun durasi obat-obatan tersebut di luar angkasa, pengurangan efektivitas obat turun drastis dibandingkan dengan yang disimpan dalam kondisi ideal.

Dengan temuan ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa obat-obatan yang dibuat di Bumi tidak dapat digunakan dalam misi luar angkasa jangka panjang, misalnya misi manusia pertama ke Mars. Obat harus dimodifikasi lebih dulu agar dapat bertahan dengan kondisi di luar angkasa.

Meskipun demikian, dr Cable, penasihat informasi dari Royal Pharmaceutical Society, mengatakan bahwa obat-obatan di luar angkasa tetap memperoleh keuntungan.

"Salah satu keuntungan potensial adalah menyimpan obat-obatan yang rentan terhadap oksidasi. Karena kondisi International Space Station yang kaya karbon dioksida, perusakan obat-obatan rentan oksidasi, seperti adrenalin, vitamin C, dan vitamin A, dapat dicegah," kata Cable.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar